Senin, 20 Juni 2011

Tulisan Mengenai Genetika

Dogma Central Genetika Molekuler

Yang dimaksud disini adalah Dogma central semua informasi yang terkandung dalam DNA, kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan beberapa informasi pada RNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein melalui proses yang disebut translasi.
Berikut adalah mekanisme prosesnya:
Sebenarnya dalam proses dogma central, ada beberapa referensi yang mencakup replikasi DNA, dan ada yang tidak. Karena ada yang mengartikan dogma central adalah proses ekspresi gen dari DNA –> RNA –> protein. Ada pula yang menyebutkan sebelum ekspresi gen berlangsung, DNA harus dilipat gandakan  dulu
■ REPLIKASI
Proses replikasi DNA adalah proses pengandaan DNA dimana proses ini diperlukan dalam pembelahan sel. Sebelum proses ekspresi gen, biasanya DNA dilipatgandakan menjadi lebih banyak. Proses replikasi DNA pada dasarnya adalah 1 double stranded DNA dicopy menjadi 2 buah, dari 2 buah akan dicopy menjadi 4 buah. Jadi berawal dari denaturasi DNA yang akan membuka pilinan dari double stranded menjadi single stranded. Kemudian dengan bantuan sebuah enzim yang disebut DNA polimerase, DNA akan terikat DNA polimerase kemudian copy DNA terjadi. Melalui prinsip replikasi DNA ini lah PCR (Polymerase Chain Reaction) dilakukan.
■ Transkripsi
Ini merupakan tahap awal dalam proses sintesis protein yang pada akhirnya proses ini akan mengekspresi sifat-sifat genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk mempelajari biologi molekuler tahap dasar yang perlu kita ketahui adalah bagaimana mekanisme sintesis protein dapat dinyatakan sebagai sehingge fenotipe.
Transkripsi adalah sintesis molekul RNA dalam template DNA.Proses ini terjadi dalam inti sel (nukleus) tepatnya pada kromosom.
Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu: DNA template yang terdiri dari basa nukleotida Adenin (A), Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S); enzim polimerase RNA, faktor transkripsi, prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai diinduksi) .
Hasil dari proses sintesis tiga jenis RNA, yaitu mRNA messeger RNA), tRNA (transfer RNA), rRNA (RNA ribosomal).
Sebelum itu saya akan menjelaskan terlebih dahulu bagian utama dari gen. Gen terdiri atas: promoter, bagian struktural (terdiri dari gen yang mengkode sifat yang akan diekspresikan), dan terminator.
Sedangkan struktur RNA polimerase terdiri atas: beta, beta-prime, alpha, sigma. Pada struktur beta dan beta-prime bertindak sebagai katalisator dalam transkripsi. struktur Sigma untuk polimerase RNA holoenzim berlangsung hanya menempel promotor.Bagian yang disebut enzim inti terdiri dari alfa, beta, dan beta-prime.
Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap:
1. Inisiasi (pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di mana saja pada DNA, tapi di hulu (upstream) dari gen promotor. Salah satu bagian terpenting dari promoter adalah kotak Pribnow (TATA box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim RNA polimerase menempel pada promotor. Tahapan dimulai dari pembentukan kompleks promoter tertutup, pembentukan kompleks promoter terbuka, penggabungan beberapa nukleotida awal, dan perubahan konformasi RNA polimerase karena struktur sigma holoenzim kompleks dihapus.
2. Elongasi (pemanjangan)
Proses selanjutnya adalah perpanjangan. Berikut ini adalah pemanjangan nukleotida perpanjangan. Setelah promotor RNA polimerase melekat pada enzim tersebut akan terus bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks tersebut. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 ‘molekul RNA yang baru dibentuk. Misalnya, DNA template nukleotida A, maka nukleotida RNA yang ditambahkan adalah U, dan seterusnya. Pemanjangan maksimum tingkat molekul transkrip RNA berrkisar antara 30-60 nukleotida per detik. Pemanjangan kecepatan tidak konstan.
3. Penghentian (terminasi)
Penghentian juga tidak terjadi di sembarang tempat. Transkripsi berakhir ketika sebuah nukleotida spesifik melihat kodon STOP.Selain itu, terlepas dari template DNA RNA ribosom.
■ TRANSLATION
Tahap selanjutnya setelah transkripsi adalah terjemahan.Penerjemahan adalah suatu proses penerjemahan urutan nukleotida molekul mRNA yang ada dalam rangkaian asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein.
Apa yang dibutuhkan dalam proses penerjemahan adalah: mRNA, ribosom, tRNA, dan asam amino.
Sebelumnya, saya pertama akan menjelaskan tentang struktur ribosom. Ribosom terdiri atas subunit besar dan kecil. Ketika dua subunit digabungkan untuk membentuk sebuah monosom. subunit kecil berisi peptidil (P), dan Aminoasil (A). Sedangkan subunit besar mengandung Exit (E), P, dan A. Kedua subunit mengandung satu atau lebih molekul rRNA. rRNA sangat penting untuk mengidentifikasi bakteri pada tingkat biologi molekuler, pada prokariotik dan eukariotik 16 S 18 S.
Seperti transkripsi, terjemahan ini juga dibagi menjadi tiga tahap:
1. Inisiasi
Pertama tRNA mengikat asam amino, dan ini menyebabkan acara diaktifkan atau tRNA disebut asilasi-amino. Amino-asilasi proses dikatalisis oleh enzim tRNA sintetase. Kemudian ribosom mengalami pemisahan menjadi subunit besar dan kecil.Selanjutnya molekul mRNA subunit kecil menempel pada tongkat dengan kodon awal: 5 ‘- AGGAGG – 3′. Situs order dimana subunit kecil disebut urutan Shine-Dalgarno. Subunit kecil dapat menempel pada mRNA bila IF-3. IF-3/mRNA-fMet IF-2/tRNA-fMet pembentukan kompleks dan asam amino yang disebut N-formylmethionine dan memerlukan banyak GTP sebagai sumber energi. tRNA-fMet, melekat pada kodon pembuka P subunit kecil.Selanjutnya, subunit besar menempel pada subunit kecil. Dalam proses ini IF-1 dan IF-2 dilepas dan GTP dihidrolisis terhadap GDP, dan siap untuk perpanjangan.
2. Pemanjangan
Perbedaan dalam proses transkripsi, terjemahan dari asam amino diperpanjang. Langkah-langkah yang diambil dalam proses perpanjangan, yang pertama adalah pengikatan tRNA ke sisi A pada ribosom. Transportasi akan membentuk ikatan peptida.
3. Penghentian
Terjemahan akan berakhir pada satu waktu dari tiga kodon terminasi (UAA, UGA, UAG) yang berada dalam posisi A pada mRNA mencapai ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal penghentian proses translasi diakui oleh protein yang disebut faktor rilis (RF).Anil RF pada kodon terminasi mengaktifkan enzim transferase peptidil yang menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada P dan menyebabkan tRNA kosong translokasi ke sisi memiliki E (exit).
Itulah mekanisme transkripsi dan proses penerjemahan. Proses selanjutnya adalah protein tersebut akan diekspresikan oleh tubuh kita dalam bentuk fenotipe
(http://biowidhi.wordpress.com/2008/04/16/dogma-central-genetika-molekuler/
Fragmen Okazaki adalah fragmen DNA pendek berukuran kurang lebih 200 basa yang disintesis pada untai diskontinyu

KROMOSOM
adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas). Kromosom adalah KHAS bagi makhluk hidup.

GEN adalah "substansi hereditas" yang terletak di dalam kromosom.

Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Sepasang kromosom adalah "HOMOLOG" sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut ALELA.

LOKUS adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom.
ALEL GANDA (MULTIPLE ALLELES) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Dikenal dua macam kromosom yaitu:

1. Kromosom badan (Autosom).
2. Kromosom kelamin / kromosom seks (Gonosom).

THOMAS HUNT MORGAN
adalah ahli genetika dari Amerika Serikat yang menemukan bahwa faktor-faktor keturunan (gen) tersimpan dalam lokus yang khas dalam kromosom.

Percobaan untuk hal ini dilakukan pada lalat buah (Drosophila melanogaster) dengan alasan sebagai berikut:

- Cepat berkembang biak,
- Mudah diperoleh dan dipelihara,
- Cepat menjadi dewasa (umur 10 - 14 hari sudah de~wasa),
- Lalat betina bertelur banyak,
- Hanya memiliki 4 pasang kromosom, sehingga mudah diteliti.

Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å[2]. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida[3].
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenina (dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina (T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan dengan sitosina. Segmen polipeptida dari DNA disebut gen, biasanya merupakan molekul RNA.[4]
 [sunting] Replikasi


Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang digandakan.
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu merupakan "konjugat" dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai "cetakan" untuk membuat rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh enzim helikase yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu membuka pilinan rantai DNA. Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis amatlah kecil.
[sunting] Penggunaan DNA dalam teknologi
[sunting] DNA dalam forensik
Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah, sperma, kulit, liur atau rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka, sebuah proses yang disebut fingerprinting genetika atau pemrofilan DNA (DNA profiling). Dalam pemrofilan DNA panjang relatif dari bagian DNA yang berulang seperti short tandem repeats dan minisatelit, dibandingkan. Pemrofilan DNA dikembangkan pada 1984 oleh genetikawan Inggris Alec Jeffreys dari Universitas Leicester, dan pertama kali digunakan untuk mendakwa Colin Pitchfork pada 1988 dalam kasus pembunuhan Enderby di Leicestershire, Inggris. Banyak yurisdiksi membutuhkan terdakwa dari kejahatan tertentu untuk menyediakan sebuah contoh DNA untuk dimasukkan ke dalam database komputer. Hal ini telah membantu investigator menyelesaikan kasus lama di mana pelanggar tidak diketahui dan hanya contoh DNA yang diperoleh dari tempat kejadian (terutama dalam kasus perkosaan antar orang tak dikenal). Metode ini adalah salah satu teknik paling tepercaya untuk mengidentifikasi seorang pelaku kejahatan, tetapi tidak selalu sempurna, misalnya bila tidak ada DNA yang dapat diperoleh, atau bila tempat kejadian terkontaminasi oleh DNA dari banyak orang.
[sunting] DNA dalam komputasi
DNA memainkan peran penting dalam ilmu komputer, baik sebagai masalah riset dan sebagai sebuah cara komputasi.
Riset dalam algoritma pencarian string, yang menemukan kejadian dari urutan huruf di dalam urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA, dimana algoritma ini digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah urutan yang besar. Dalam aplikasi lainnya seperti editor text, bahkan algoritma sederhana untuk masalah ini biasanya mencukupi, tetapi urutan DNA menyebabkan algoritma-algoritma ini untuk menunjukkan sifat kasus-mendekati-terburuk dikarenakan jumlah kecil dari karakter yang berbeda.
Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk riset DNA disebut database genomik, dam harus menangani sejumlah tantangan teknis yang unik yang dihubungkan dengan operasi pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan pencarian homologi.
[sunting] Sejarah
DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman, yang menamainya nuclein berdasarkan lokasinya di dalam inti sel. Namun demikian, penelitian terhadap peranan DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan ditemukannya postulat genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut.
Dua eksperimen pada dekade 40-an membuktikan fungsi DNA sebagai materi genetik. Dalam penelitian oleh Avery dan rekan-rekannya, ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal men-transform sel bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen yang dilakukan Hershey dan Chase membuktikan hal yang sama dengan menggunakan pencari jejak radioaktif (bahasa Inggris: radioactive tracers).
Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah: bagaimanakah struktur DNA sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik? Persoalan ini dijawab oleh Francis Crick dan koleganya James Watson berdasarkan hasil difraksi sinar X pada DNA oleh Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin.
Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick mendefinisikan DNA sebagai polimer yang terdiri dari 4 basa dari asam nukleat, dua dari kelompok purina:adenina dan guanina; dan dua lainnya dari kelompok pirimidina:sitosina dan timina. Keempat nukleobasa tersebut terhubung dengan glukosa fosfat.[5]
Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin menemukan bahwa molekul DNA berbentuk heliks yang berputar setiap 3,4 nm, sedangkan jarak antar molekul nukleobasa adalah 0,34 nm, hingga dapat ditentukan bahwa terdapat 10 molekul nukleobasa pada setiap putaran DNA. Setelah diketahui bahwa diameter heliks DNA sekitar 2 nm, baru diketahui bahwa DNA terdiri bukan dari 1 rantai, melainkan 2 rantai heliks.
Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas penemuan ini. Franklin, karena sudah wafat pada waktu itu, tidak dapat dianugerahi hadiah ini.
Konfirmasi akhir mekanisme replikasi DNA dilakukan lewat percobaan Meselson-Stahl yang dilakukan tahun 1958.
[sunting] Referensi
1.^ (Inggris)"All Cells Replicate Their Hereditary Information by Templated Polymerization". Bruce Alberts, et al.. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=mboc4&part=A2. Diakses pada 19 Maret 2010. 
2.^ Mandelkern M, Elias J, Eden D, Crothers D (1981). "The dimensions of DNA in solution". J Mol Biol 152 (1): 153-61. PMID 7338906. 
3.^ Gregory S, et. al. (2006). "The DNA sequence and biological annotation of human chromosome 1". Nature 441 (7091): 315-21. PMID 16710414. 
4.^ (Inggris)Geoffrey M. Cooper (2000). The Cell - A Molecular Approach (edisi ke-2). Sunderland (MA): Sinauer Associates. hlm. Gene. ISBN 0-87893-106-6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A2886&rendertype=def-item&id=A3080. Diakses pada 12 Agustus 2010. 
5.^ (Inggris)Geoffrey M. Cooper (2000). The Cell - A Molecular Approach (edisi ke-2). Sunderland (MA): Sinauer Associates. hlm. Heredity, Genes, and DNA. ISBN 0-87893-106-6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cooper&part=A417. Diakses pada 12 Agustus 2010. 
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat"
Gen (dari bahasa Belanda: gen) adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya[1][2]. Penggunaan "gen" dalam percakapan sehari-hari (misalnya "gen cerdas" atau "gen warna rambut") sering kali dimaksudkan untuk alel: pilihan variasi yang tersedia oleh suatu gen. Meskipun ekspresi alel dapat serupa, orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotipik berbeda. Gen diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi, bersama-sama dengan DNA yang membawanya. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Gen"

Secara keseluruhan kumpulan gen-gen yang terdapat di dalam setiap sel individu organisme disebut sebagai genom. Dengan perkataan lain, genom suatu organisme adalah kumpulan semua gen yang dimiliki oleh organisme tersebut pada setiap selnya.
Theme: Andreas04 by Andreas Viklund. Blog pada WordPress.com.
Genom (Ing. genome), dalam genetika, adalah keseluruhan bahan genetik yang membawa semua informasi pendukung kehidupan pada suatu makhluk hidup, baik yang merupakan gen atau bukan. Pada semua makhluk hidup, genom mencakup semua informasi genetik yang dibawa DNA, baik di inti sel (nukleus), mitokondria, maupun plastida. Virus tertentu memiliki genom dalam bentuk RNA. Istilah ini diperkenalkan oleh Hans Winkler, seorang profesor dari Universitas Hamburg, Jerman pada tahun 1920, sebagai singkatan (portmanteau) dari gene dan chromosome. Kajian yang mempelajari bahan genetik secara keseluruhan ini dikenal sebagai genomika (genomics).
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Genom"

Minggu, 19 Juni 2011

Palaquium


 
Klasifikasi
Divisi
:
Magnoliophyta
Class
:
Magnoliopsida
Ordo
:
Ebenales
Family
:
Sapotaceae
Genus
:
Palaquium
Species
:
Palaquium rostratum



Keterangan :
  1. Morfologi generatif dan Vegetatif
Pohon besar dengan tinggi 60 m, dan diameter 120 cm. Batangnya lurus, bulat torak dengan banir tipis, lebar. Kayunya coklat kemerahan, mengkilat, berurat indah dan ringan. Buahnya hijau memanjang dan berisi biji yang memanjang pula. bunga mengelopak pada ketiak daun,
  1. Persebaran
Pohon Nagasari (Palaquium rostratum) tumbuh di Indonesia tumbuh di Pulau Sumatra, kalimantan, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi dan Maluku. Selain itu juga terdapat di Thailand selatan dan Malaysia.tersebar di Indonesia bagian barat dan Semenanjung Malaya. Tumbuhan ini juga terdapat Australasia, Taiwan bahkan sampai ke Kepulauan Solomon.
  1. Manfaat
Batangnya digunakan sebagai bahan bangunan, alat rumah tangga, alat olahraga maupuun alat musik tradisional. Getahnya dapat disadap unutk pembuatan mainan anak-anak. Bunganya dimanfaatkan untuk obat anti diare.
  1. Deskripsi
Tumbuh di hutan tanah rendah dengan ketinggian 500 m sampai 1500 m dpl.
  1. Ciri spesifik
Kayu coklat kemerahan mengkilat,buah memanjang dan berisi biji yang memanjang serta dianggap sebagai pohon anti tenung di beberapa daerah di Indonesia.


 

Etnobotani Saccharum officinarum (tebu)


Nama : Reza Kurnia Agustia NIM : K4309067
Gambar Species :

Nama Ilmiah : Saccharum officinarum


Nama Indonesia : Tebu


Nama Lokal : Tiwu (sunda); Tep (Halmahera)




Deskripsi umum :
Tebu berasal dari Nugini dan telah dikenal sejak sekitar 6000 SM. Pada sekitar tahun 1000 SM tebu tersebar secara berangsur-angsur sampai kepulauan Melayu. Diduga, tanaman ini telah disilangkan dengan tebu liar dari India dan Cina dan mencapai Hawaii antara tahun 500-1000 AD dan ke Mediterania antara tahun 600-1400 AD. Dari daerah tersebut dibawa ke kepulauan Karibia dan Amerika di abad ke 16 dan ke 17. Sekarang tebu telah diproduksi di hampir 70 negara, terutama di daerah tropis, namun sampai kondisi tertentu, jenis ini juga tumbuh di daerah subtropis. Negara di Asia Tenggara yang menghasilkan tebu adalah Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia dan Papua Nugini.
Rumput bertahunan, besar, tinggi. Sistem perakaran besar, menjalar. Batang kokoh, dan terbagi ke dalam ruas-ruas; ruas beragam panjangnya, menggembung, menggelendong, merunjung, merunjung sungsang atau menyilindris. Daun muncul pada buku, pelepah menabung, melingkari batang; pada setiap kultivar ligulanya berbeda ada yang memita, mendelta, membulan sabit atau membusur; helaian memita, menggulung pada kondisi kelembaban kritis. Perbungaan malai di ujung, dua buliran keluar pada setiap buku dari cabang terakhir, satu duduk dan satu bergagang; buliran terdiri dari dua sekam berbentuk perahu, dikelilingi oleh rambut halus dan dua buah bunga; bunga terbawah steril dengan sekam tunggal. Buah biji kecil.
Bagian yang dimanfaatkan :

Etnis yang memanfaatkan :
Etnis di pulau Jawa.



Manfaat Organ Spesifik:
Sebagai penghasil bahan bakar
Produk :
Pengolahan :
Untuk bahan bakar: daun tebu dikeringkan dibawah sinar matahari.

Pemanfaatan :
Daun tebu yang kering (dalam bahasa Jawa, dadhok) adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak; selain menghemat minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas.

Etnobotani Ceiba pentandra (kapuk randu)

Nama : Reza Kurnia Agustia NIM : K4309067
Gambar Species :

Nama Ilmiah : Ceiba pentandra


Nama Indonesia : Kapuk randu


Nama Lokal : Randu (Jawa);





Deskripsi umum :
Asal dan penyebaran geografi Kapuk adalah Amerika Tropik. Dari sana meyebar ke Afrika, sepanjang pantai barat dari Senegal ke Angola. Tanaman ini dibawa dari Afrika ke Asia untuk dibudidayakan. Kapuk terlukis di relief Jawa sejak 1000 Setelah Masehi. Kini, tanaman ini dibudidayakan di seluruh daerah tropik, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Thailand.
Merupakan pohon dengan tinggi mencapai 70 m. Akar menyebar horizontal, di permukaan tanah. Batang dengan atau tanpa cabang, kadang-kadang berduri. Daun majemuk, berseling; memanjang - lanset, gundul. Bunga bisexual; kelopak menggenta, di bagian luar gundul; mahkota bunga memanjang-bulat telur terbalik, bersatu pada pangkal, biasanya berwarna putih kotor dengan bau seperti susu, di bagian dalam gundul dan di bagian luar berambut lebat seperti sutra; benang sari bersatu pada pangkal dalam kolom staminal, kepala sari bergelung atau seperti ginjal. Buah ketika masak berubah menjadi coklat, dengan banyak biji. Biji bulat telur, coklat tua, putih, kuning muda atau berwarna seperti sutra.
Bagian yang dimanfaatkan :

Etnis yang memanfaatkan :
Etnis di jawa, etnis di sumatera.



Manfaat Organ Spesifik:
Sebagai penghasil bahan bakar.
Produk :
Pengolahan :

Sebagai bahan bakar: tebang kayu yang sudah tua.

Pemanfaatan :
Sebagai bahan bakar: menggunakan sebagai kayu bakar.


Senin, 18 April 2011


TUGAS MAKALAH
KEANEKARAGAMAN DAN KLASIFIKASI PHANEROGAMAE
KENANGA”
(Cananga odorata)


Oleh :
NAMA : Reza Kurnia A
NIM : K4309067
Semester : IV
Prodi : Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan YME yang mana berkat Rahmat dan Hidayah-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KENANGA”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keanekaragaman dan Klasifikasi Phanerogamae.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua bantuan, dan dukungan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.


Surakarta, Maret 2011

Penulis





DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar isi ...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar belakang ........................................................................................................4
  2. Rumusan masalah ...................................................................................................4
  3. Tujuan .....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
  1. Klasifikasi ...............................................................................................................5
  2. Peran .......................................................................................................................5
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan .............................................................................................................8
  2. Saran .......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................9








BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang

  1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana klasifikasi dari tanaman kenanga?
  2. Apa saja peran / manfaat kenanga dalam kehidupan masyarakat Indonesia?
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui klasifikasi dari tanaman kenanga.
  2. Mengetahui berbagai peran tanaman kenanga dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

  1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Cananga
Spesies : Cananga odorata

  1. Peran
Di Indonesia, banyak acara adat atau perawatan tubuh dengan menggunakan berbagai jenis bunga termasuk bunga Kenanga ini. Misalnya saja untuk acara penikahan, selain bunga melati, bunga kenanga juga turut serta dalam menghias dan menambahkan aroma wangi yang khas di sepanjang acara ataupun menghiasi sebuah ruangan. Untuk perawatan tubuh, bunga ini digunakan sebagai pewangi pada rambut dan seluruh tubuh dengan sari minyak bunganya.
Bunga kenanga dijadikan maskot masyarakat Sumatra Utara. Bunga ini digunakan untuk upacara adat terutama pada upacara pemakaman dan ziarah kubur. Kenanga juga menghasilkan kayu, yang berukuran besar dijadikan peti mati atau perkakas rumah. Kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai serat untuk tali (di daerah-daerah Indonesia Timur).
Dengan aromanya yang harum, bunga kenanga sering dipakai dalam ritual penikahan, upacara tingkeban, upacara 7 bulanan hamil, dsb. Sedangkan di Keraton kenanga digunakan untuk perawatan tubuh (ngadi salira).
Sebagai mitos, dalam kebudayaan Jawa, kehadiran bunga Kenanga di dalam taman dapat menjadi penangkal ilmu hitam, guna-guna dan sejenisnya untuk melindungi rumah beserta isinya. Ada juga yang mempercayai bawah dengan menanam pohon ini di taman, akan enteng jodoh bagi anggota keluarga yang belum berkeluarga.
Menurut Prof. Hembing Wijayakusuma dalam Ensiklopedia Tumbuhan Berkhasiat Obat Bunga kenanga dapat juga digunakan untuk beberapa pengobatan berikut ini:
  1. Memyembukan penyakit kuning
Caranya masukkan 3 kuntum bunga kenanga ke dalam segelas air panas tutup hingga dingin, diminum 3 x sehari, apabila ditambah minyak kenanga juga baik untuk aromatheraphy. untuk kencantikan minyak kenangan dipakai dalam campuran masker dan lulur.
  1. Demam nifas
Caranya yaitu 5 kuntum bunga kenanga, 5 kuntum bunga turi merah, rimpang kunyit, kencur, temu hitam masing-masing 10 gram, dan 25 gram asam, semuanya ditumbuk halus, tambahkan sedikit garam dan air bersih, lalu digosokkan pada bagian punggung atau sebagai tapal pada perut. Lakukan dua kali sehari.
  1. Encok (rematik)
Caranya dengan 12 kuntum bunga kenanga yang belum mekar, 30 gram daun srikaya, 20 gram daun ketapang, 20 gram jahe, 10 butir merica, dicuci dan ditumbuk halus lalu tambahkan air dan kapur sirih sedikit, diaduk lalu digosokkan pada bagian badan yang sakit. Lakukan hal tersebut selama 2 kali sehari.
  1. Kudis (scabies)
Yaitu dengan 50 gram bunga kenanga dicuci dan ditumbuk halus, tambahkan 20 cc minyak goreng, dipanaskan sebentar, setelah dingin minyaknya dioleskan pada bagian kulit yang sakit.
  1. Digigit serangga
Caranya 2 kuntum bunga kenanga, 1 kuntum bunga mawar, 10 kuntum bunga melati, diremas dengan 1 sendok teh minyak kelapa, kemudian ditempelkan pada luka bekas gigitan.
  1. Sakit kepala
15 gram bunga kenanga dan 15 gram jahe diiris-iris, direbus dengan 400 cc hingga tersisa 200 cc, lalu airnya diminum selagi hangat.
  1. Mengatasi perasaan gelisah
Caranya 15 gram bunga kenanga dan 30 gram kim cim direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 300 cc, lalu airnya diminum sedangkan kim cimnya dapat dimakan.
  1. Malaria
Yaitu dengan cara 3 kuntum bunga kenanga yang kering diseduh dengan 200 cc air mendidih lalu tutup rapat, setelah agak dingin disaring lalu diminum. Lakukan secara teratur.
  1. Sesak napas (asma)
Yaitu caranya 15-30 gram bunga kenanga direbus dengan 200 cc air hingga tersisa 100 cc, tambahkan 1,5 sendok teh gula pasir, disaring lalu diminum lakukan dua kali sehari, - 15 gram bunga kenanga dan 15 gram kulit semangka kering, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum.
  1. Radang saluran napas (bronchitis)
Caranya 10-15 gram bunga kenanga dan 10 gram pahap/umbi bunga lili kering direbus dengan 300 cc air hingga tersisa 150 cc, disaring lalu diminum selagi hangat. Lakukan dua kali sehari.
  1. Batuk (tussis)
Caranya dengan 15 gram bunga kenanga, 15 gram kulit jeruk mandarin/keprok kering, dan 10 gram pahap/umbi bunga lili kering direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu air diminum selagi hangat. Lakukan secara teratur.
  1. Mencegah dan mengatasi hepatitis
30 gram bunga kenanga, 20 gram temulawak, dan 15 gram bangle direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Setelah dingin, disaring lalu airnya diminum.
  1. Mencegah dan mengatasi bau badan
Caranya : 15 gram bunga kenanga dan gula batu secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum. Lakukan secara teratur.
  1. Keputihan
Caranya : 30 gram bunga kenanga dan 30 gram kulit delima kering direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum. Lakukan secara teratur 2-3 kali sehari.
  1. Radang saluran kencing
Dengan cara : 20 gram bunga kenanga, 30 gram daun kumis kucing segar, 30 gram sambiloto segar, dan 30 gram daun sendok segar, dicuci dan direbus dengan 1 liter air hingga tersisa 500 cc, lalu airnya diminum untuk dua kali sehari. Lakukan secara teratur.

Minyak ekstrak dari bunga kenanga (essential oil) digunakan dalam pengobatan aroma terapi untuk menenangkan dan merelakskan jiwa terutamanya ketika PMS (pre-menstrual syndrome), dapat juga digunakan untuk melegakan kesakitan atau kekejangan yang berlaku ketika haid dan juga melancarkan haid. Selain itu, juga mampu menurunkan tekanan darah, boleh digunakan untuk mengobati darah tinggi. Boleh juga digunakan untuk mengatasi masalah mati pucuk (impoten) bagi lelaki dan frigid bagi wanita. Minyak ini juga boleh digunakan untuk kegunaan kosmetik seperti mengurangkan garis penuaan, menggalakkan pertumbuhan sel baru, merawat jerawat, mengatasi masalah kulit kasar dan berminyak, menggalakkan pertumbuhan rambut, menghilangkan kelumumur. Boleh juga digunakan untuk menghilangkan tekanan dan insomnia.

Di Philipina, kenanga juga digunakan untuk membuat minyak rambut dan hair tonic. Bahkan dibuat salep yang digosokkan ke seluruh tubuh untuk menangkis serangan penyakit di musim hujan. Setidaknya dapat menangkal gigitan nyamuk dan serangga berbisa termasuk ular.


BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

    1. http://galengan.wordpress.com/2008/11/16/kenanga-belanda/

http://zalehahalimi.tripod.com/pokok_bunga_tanjung.htm

http://clubbing.kapanlagi.com/showthread.php?t=15427
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_Kenanga
http://www.melur.com/myherba.asp?plant_id=9&cat=
http://keluargamustafa.wordpress.com/2008/07/02/bunga-kenanga-penyembuh-bronkhitis/
http://www.anneahira.com/bunga/kenanga.htm
http://karnodoank.wordpress.com/2010/12/17/bunga-kenanga/
http://www.kebonkembang.com/profil-tanaman-rubrik-33/22.html
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=145
http://kebunrayaenrekang.com/kayu-kenanga-cananga-odorata/.htm

 

Hibiscus tiliaceus

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pohon waru atau Hibiscus tiliaceus termasuk tanaman tingkat tinggi yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, kita biasa menemuinya di pinggir jalan atau tumbuh liar di kebun dan lahan kosong namun seringkali kita tidak mempedulikannya karena pohon tersebut sudah terlalu biasa kita lihat, seakan-akan tidak berguna dan tidak bernilai ekonomis,seringkali kita juga berpikir bahwa pohon waru hanya berfungsi sebagai pohon peneduh saja. Tetapi dibalik itu, pohon waru memiliki berbagai manfaat dan khasiat yang luar biasa untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit maupun untuk keperluan sebagai bahan bangunan, tak hanya itu saja, ada mitos juga dibalik pohon waru ini.
Tanaman yang sebenarnya serbaguna ini tidak memerlukan perawatan khusus. Untuk mendapatkan tanaman yang pertumbuhannya sehat dan bagus, media tanam atau lahan yang akan ditanami sebaiknya yang harus subur, gembur dan drainase diatur dengan baik. Dengan perawatan, penyiraman dan pemupukan yang teratur sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhan, tanaman akan tumbuh dengan baik, sehat dan tidak mudah terserang penyakit.

B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana klasifikasi dari tanaman waru?
2.Bagaimana deskripsi dari tanaman waru?
3.Apa saja peranan dari tanaman waru bagi manusia?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui klasifikasi dari tanaman waru.
2.Untuk mengetahui deskripsi dari tanaman waru.
3.Mengetahui peranan dari tanaman waru.


BAB II
PEMBAHASAN
A.Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisi    : Magnoliophyta
Kelas    : Magnoliopsida
Ordo    : Malvales
Famili    : Malvaceae
Genus    : Hibiscus
Spesies    : Hibiscus tiliaceus

B.Deskripsi
Hibiscus tiliaceus termasuk family Malvaceae. Tanaman ini sering ditanam di pekarangan-pekarangan rumah atau dipinggir-pinggir jalan sebagai tanaman peneduh. Banyak juga yang tumbuh secara liar diantara semak-semak belukar.
Waru termasuk tanaman pohon besar dan tinggi, ketinggiannya dapat mencapai 5 sampai 15 meter. Daunnya tunggal bertangkai helaian daun berbentuk jantung lingkaran lebar atau bulat telur, garis tengah sekitar 19 cm,bertulang daun menjari, sebagian dari tulang daun utama berkelenjar berbentuk celah pada permukaan daun bagian bawah pada pangkal, permukaan daun bagian bawah berambut abu-abu rapat. Daun penumpu berbentuk bulat telur memanjang, panjang 2,5 cm, meninggalkan bekas berbentuk cincin pada cabang.
    Bunganya berwarna kuning, bagian tengahnya berwarna merah coklat. Bunga berdiri sendiri atau 2 sampai 5 dalam tandan. Daun kelopak bunga tambahan lebih dari separuhnya melekat, dan bertaju 8 sampai 11. Kelopak bunga panjangnya 2,5 cm, beraturan, bercangap 5. Daun mahkota bunga berbentuk kipas, berkuku pendek dan lebar, panjang 5 sampai 7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkalnya, kemudian warna berubah menjadi jingga dan akhirnya berubah warna menjadi kemerah-merahan. Tangkai sari bentuk tabung membungkus tangkai putik, bagian atas tangkai sari dan kepala sari bebas tumbuh ke samping berwarna kuning.
    Buahnya kotak, bentuk bulat telur, terbagi menjadi 5 ruang, tiap ruang dibagi lagi menjadi dua bagian oleh sekat semu; bakal biji pada setiap buah berjumlah banyak. Buah berbentuk telur, berparuh pendek, panjang 3cm,berruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup.
    Waru banyak terdapat di Indonesia, di pantai yang tidak berawa, ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut. Banyak ditanam di pinggir jalan dan di sudut pekarangan sebagai tanda batas pagar. Pada tanah yang baik, tumbuhan itu batangnya lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang subur, batangnya bengkok dan daunnya lebih lebar.
Kemampuan bertahannya tinggi karena toleran terhadap kondisi masin dan kering, juga terhadap kondisi tergenang. Tumbuhan ini tumbuh baik di daerah panas dengan curah hujan 800 sampai 2.000 mm. Waru biasa ditemui di pesisir pantai yang berpasir, hutan bakau, dan juga di wilayah riparian.
Hibiscus tiliaceus tumbuh alami di pantai-pantai Asia Tenggara, Oceania dan Australia utara dan timur. Diintroduksi ke Australia barat daya, Afrika bagian selatan, serta Hawaii; di mana menjadi liar di sana.

C.Peranan
Hibiscus tiliaceus atau pohon waru mempunyai beberapa manfaat antara lain, Kayu terasnya agak ringan, cukup padat, berstruktur cukup halus, dan tak begitu keras; kelabu kebiruan, semu ungu atau coklat keunguan, atau kehijau-hijauan. Liat dan awet bertahan dalam tanah, kayu waru ini biasa digunakan sebagai bahan bangunan atau perahu, roda pedati, gagang perkakas, ukiran, serta kayu bakar. Dari kulit batangnya, setelah direndam dan dipukul-pukul, dapat diperoleh serat yang disebut lulup waru. Serat ini sangat baik untuk dijadikan tali. Ini adalah peranan pohon waru sebagai bahan bangunan dan bahan piranti bagi manusia.
Bunga waru dapat dijadikan jam biologi. Bunganya mekar di pagi hari dengan mahkota berwarna kuning. Di siang hari warnanya berubah jingga dan sore hari menjadi merah, sebelum akhirnya gugur. Ini adalah peranan pohon waru sebagai pertanda waktu alami.
Daunnya juga digunakan sebagai pembungkus ikan segar oleh pedagang di pasar dan pedagang ikan keliling.
Legenda masyarakat penghuni Pulau Jawa menyatakan, kuntilanak menyukai pohon waru yang tumbuh miring (waru doyong) sebagai tempat bersemayamnya.
Dalam pengobatan tradisional, akar waru digunakan sebagai pendingin bagi sakit demam, daun waru membantu pertumbuhan rambut, sebagai obat batuk, obat diare berdarah/berlendir, amandel. Bunga digunakan untuk obat trakhoma dan masuk angin. Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan flavonoid. Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung lima senyawa fenol, sedang akar waru mengandung tanin.
Daunnya dapat dijadikan pakan ternak, atau yang muda, dapat pula dijadikan sayuran. Daun yang diremas dan dilayukan digunakan untuk mempercepat pematangan bisul. Daun muda yang diremas digunakan sebagai bahan penyubur rambut. Daun muda yang direbus dengan gula batu dimanfaatkan untuk melarutkan (mengencerkan) dahak pada sakit batuk yang agak berat. Kuncup daunnya digunakan untuk mengobati berak darah dan berlendir pada anak-anak.
Pohon waru dapat mengisolasi beberapa senyawa dari kulit batang waru, yaitu : skopoletin baru (hibiscusin), amida baru (hibiscusamide),  bersama 11 senyawa yang telah dikenall yaitu asam fanilat, P-hydroxybenzoic acid, syringic acid, P-hidroxybenzaldehyde, scopoletin, N-trans-feruloytyramine, N-cis-feruloytyramine, campuran beta-sitosterol dan stigmasterol, campuran sitostenone dan stigmasta-4,22-dien-3-one. Dari uji sitotoksik senyawa-senyawa tersebut, terdapat tiga senyawa yang mempunyai aktivitas antikanker sangat baik terhadap sel P-388 dan  atau sel HT-29 secara in vitro dengan nilai IC 50 < 4 < µg/ml. Ini adalah peranan pohon waru sebagai anti kanker.
Berikut juga akan dijelaskan bagaimana cara pemakaian dan pengolahan bagian-bagian dari pohon waru untuk dijadikan obat menurut Hembing Wijaya Kusuma,
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. Rebus dan air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
CONTOH PEMAKAIAN:
1.   TB Paru
1) Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas minum.
2) Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2 genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4nya. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
2.   Batuk
Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
3.   Batuk berdahak
Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda sampai bersih, lalu tambahkan gula batu seukuran telur burung merpati. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali minum, masing-masing 1/3 bagian.
4.Radang amandel
Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle), terus diminum, sehari 3-4 kali, setiap kali cukup seteguk.
5.Radang usus
Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
6.Berak darah dan lendir pada anak
Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) sampai bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk sampai larut. Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus. Minum air saringan sekaligus.
7.Muntah darah
Cuci 10 lembar daun waru segar sampai bersih, lalu giling halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas. Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum sekaligus.
8.Rambut rontok
Cuci 301embar daun waru segar dan 20 daun randu segar ( Ceiba pentandra Gaertn.), lalu giling sampai halus. Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk sampai rata. Saring ramuan tersebut menggunakan sepotong kain sambil diperas. Gunakan air perasannya untuk menggosok kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan sore hari setelah mandi, lalu bungkus rambut dengan handuk atau sepotong kain. Selanjutnya, cuci rambut keesokan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.
9.Penyubur rambut
Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih sampai airnya seperti selai. Selanjutnya, peras dan saring menggunakan sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh lebih subur.
Itu semua adalah peranan pohon waru sebagai obat atau khasiat pohon waru sebagai obat.
Betapa banyak kegunaan dari pohon waru bagi manusia jika ditelusuri secara lebih mendalam. Maka dari itu, selayaknyalah umat manusia memanfaatkan pohon waru (Hibiscus tiliaceus) secara bijaksana sehingga manusia memperoleh banyak manfaat dari pohon peneduh ini.

BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
1)Klasifikasi dari Hibiscus tiliaceus adalah sebagai berikut:
Kingdom    : Plantae
Divisi        : Magnoliophyta
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo        : Malvales
Famili        : Malvaceae
Genus        : Hibiscus
Spesies    : Hibiscus tiliaceus
2)Deskripsi dari Hibiscus tiliaceus adalah sebagai berikut:
Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang 40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat.
Daun merupakan daun tunggal, berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin.
Bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup.
3)Hibiscus tiliaceus mempunyai peranan yaitu sebagai bahan bangunan, bahan piranti bagi manusia, sebagai jam biologi, sebagai bahan ramuan obat dan pohon waru mempunyai mitos tersendiri di masyarakat Pulau Jawa (waru doyong).

2.Saran
Dalam makalah ini, penulis menyarankan untuk memaksimalkan khasiat dari pohon waru atau Hibiscus tiliaceus bagi manusia dengan cara melakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap spesies ini karena spesies ini memiliki potensi yang besar dan positif  bagi manusia. Besar kemungkinan manfaat yang penulis paparkan tersebut masih terbatas.


Daftar Pustaka
Suryowinoto, Sutarni M.1997.Flora Eksotika,Tanaman Peneduh.Yogyakarta:Kanisius
http://CCRCFarmasiUGM.wordpress.com/2009/02/waru.html
http://pecintasejati.blogspot.com/2007/11/tumbuhan-berkhasiat.html
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/waru.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Waru.html

Ketrampilan Proses Sains


BAB I
PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah
Guru tidak mungkin dapat mengajarkan semua konten dalam ilmu pengetahuan. Siswa dalam keterbatasannya pun tidak mungkin dapat mengetahui semua fakta-fakta yang telah ditemukan oleh para ilmuwan. Sehingga hal paling rasional yang dapat dilakukan adalah siswa harus memahami metodologi kerja sains dan memiliki keterampilan dalam kerja ilmiah atau keterampilan proses sains. Dengan hal itu, siswa memiliki kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya. Pada suatu saat, siswa mungkin saja dapat memberi kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Keterampilan proses sains dapat dikatakan sebagai kompetensi yang bersifat generik. Keterampilan proses sains memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembentukan ilmu pengetahuan.  Dalam hal ini, kemampuan keterampilan proses sains dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan siswa. Membiasakan siswa belajar melalui proses kerja ilmiah, selain dapat melatih detail keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, dapat pula membentuk pola berpikir siswa secara ilmiah. Dengan demikian, pengembangan keterampilan proses sains dapat berimplikasi pada pengembangan kemampuan berpikir siswa (high order of thinking).
Konteks pembelajaran sains pun harus dirancang sebagaimana desain tiga dimensi sains yaitu konten/produk pengetahuan, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Dalam hal ini, pembelajaran sains diharuskan mengintegrasikan antara pembelajaran keterampilan kerja ilmiah sebagai proses penemuan dan pembentukan pengetahuan, pembelajaran konsep dasar pengetahuan sains sebagai konten/produk sains, dan pembelajaran sikap ilmiah. Oleh karena pembentukan pengetahuan sains diawali dari proses yang ilmiah, maka pembelajaran sains pun harus diletakkan dan ditekankan lebih awal pada kemampuan keterampilan proses sains siswa. Dengan demikian, perkembangan kemampuan keterampilan proses siswa memiliki peran yang sama penting dan terintegrasi dengan penguasaan pengetahuan sains dan sikap ilmiah.
Pengajaran dan pengukuran keterampilan proses dapat dilakukan pada seluruh tingkatan kelas. Perbedaan materi dan tingkat kerumitan, metode dan sistem pengukuran dapat disesuaikan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Kemampuan siswa menggunakan proses sains akan berkembang seiring dengan berkembangnya pengalaman belajar dan tingkatan kelas atau tingkat kognitif siswa secara biopsikologis. Penilaian terhadap kemampuan keterampilan proses sains, dapat memberikan infromasi data status pencapaian keterampilan siswa. Hasil tersebut, dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan keterampilan proses selanjutnya serta instrument refleksi terhadap perencanaan dan proses pembelajaran. Dengan demikian, pentingnya keterampilan proses sains merupakan dasar dalam pembentukan pengetahuan sains bagi siswa dan akan digunakan siswa dalam setiap sisi kehidupannya di masa depan.

    1. Rumusan Masalah
  1. Apakah yang dimaksud pendekatan keterampilan proses sains dan pengalaman belajar siswa?
  2. Apakah tujuan dari pendekatan keterampilan proses sains?
  3. Apakah manfaat dari pendekatan keterampilan proses sains?
  4. Apa saja jenis – jenis ketrampilan proses sains dan karakteristiknya?
  5. Bagaimana peranan guru biologi dalam pengembangan keterampilan proses sains?
  6. Bagaimanakah hubungan pendekatan keterampilan proses sains dengan pengalaman belajar siswa?

    1. Tujuan Penulisan
  1. Mengetahui apa yang dimaksud pendekatan keterampilan proses sains dan pengalaman belajar siswa
  2. Mengetahui tujuan dari pendekatan keterampilan proses sains
  3. Mengetahui manfaat dari pendekatan keterampilan proses sains
  4. Mengetahui jenis – jenis ketrampilan proses sains dan karakteristiknya
  5. Mengetahui peranan guru biologi dalam pengembangan keterampilan proses sains
  6. Mengetahui hubungan pendekatan keterampilan proses sains dengan pengalaman belajar siswa
BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Menurut Herlen (Indrawati, 1999:3) keterampilan proses ( prosess-skill ) sebagai proses kognitif termasuk didalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Lebih lanjut Indrawati (1999:3) mengemukakan bahwa.
"Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori , untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi)".
Jadi Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki (Dahar, 1985:11).
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif/ intelektual, manual dan sosial. keterampilan intelektual dan kognitif terlibat karena dengan melibatkan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusun atau prakitan alat. Dengan keterampilan proses dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.
Dalam beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa KPS merupakan aspek-aspek kegiatan intelektual yang biasa dilakukan oleh saintis dalam menyelesaikan masalah dan menentukan produk-produk sains. KPS merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Juga KPS merupakan penjabaran dari metode ilmiah. Serta keterampilan proses mencakup keterampilan berpikir/ keterampilan intelektual yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siswa melalui proses belajar mengajar dikelas, yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang produk IPA.
Keterampilan proses perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa. Semiawan (1992:14-15) berpendapat bahwa terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu :
  1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa,
  2. adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret,
  3. Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100 %, tapi bersifat relatif,
  4. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Selain itu juga, hasil telaah ahli pendidikan IPA menunjukan bahwa perolehan dan pengembangan suatu gagasan tidak dapat berlangsung dari luar anak seperti ceramah guru atau dari paksaan dan tekanan orang tua. Akan tetapi, hanya dapat terjadi dari dalam anak sendiri , yaitu dari pikiran anak. Fungsi guru selama pembelajaran hanya berperan sebagai fasilitator (pemberi kemudahan belajar). Anak sendirilah yang harus membangun gagasan/pengetahuan . Untuk keperluan ini, mungkin saja mereka harus menafsirkan kembali informasi, menyusun kesimpulan baru, atau menguji beberapa gagasan alternatif. Dengan kata lain, senantiasa aktif menggunakan dan menerapkan keterampilan proses sepanjang hayatnya, terutama untuk dimanfaatkaan selama pengembaraannya untuk mengeksplorasi alam sekitar.
Akan tetapi terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keterampilan proses sains yang dituntut untuk dimiliki siswa. Hal-hal yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, diantaranya yaitu perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta perbedaan strategi guru dalam mengajar. Adapun mengenai KPS dan indikatornya menurut Indrawati (1999) adalah sebagai berikut:

KPS 
Indikator
Melakukan pengamatan (observasi) 
  1. Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda
  2. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa
  3. Membaca alat ukur
  4. Mencocokan gambar dengan uraian tulisn / benda

Menafsirkan pengamatan (interpretasi) 
Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan
Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasn yang logis
Mengelompokkan (klasifikasi)
  • Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan dan mencari dasar penggolongan. 
Meramalkan (prediksi) 
  • Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/ pola yang sudah ada.
Berkomunikasi
  • Mengutarakan suatu gagasan
  • Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian
  • Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat. 
Berhipotesis  
  • Hipotesis merupkan dugn sementara tentang pengaruh variabel amnipulasi terhadp vriabel respon. Hipotesis menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen.
Merencanakan percobaan/ penyelidikan 
  • Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur/ ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian.
Menerapkan sub konsep/ prinsip
  • Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang sedang terjadi.  

  1. Pentingnya Penilaian
Sains dan pembelajaran sains tidak hanya sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat dimensi-dimensi ilmiah penting yang menjadi bagian sains. Pertama adalah muatan sains (content dan sains) yang berisi berbagai fakta, konsep, hukum, dan teori-teori. Dimensi inilah yang menjadi obyek kajian ilmiah manusia.
Dimensi kedua sains adalah proses dalam melakukan aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah dari aktivis sains. Proses dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan sains biasa disebut dengan keterampilan proses sains (science process skills). Keterampilan proses inilah yang digunakan setiap ilmuwan ketika mengerjakan aktivitas-aktivitas sains. Karena sains adalah tentang mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari pertanyaan yang dia ajukan, maka keterampilan ini dapat juga diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita menemukan persoalan-persoalan keseharian dan kita harus mencari jawabannya. Jadi, mengajarkan keterampilan proses sains pada siswa sama artinya dengan mengajarkan keterampilan yang nantinya akan mereka gunakan dalam kehidupan keseharian mereka.
Dimensi ketiga dari sains merupakan dimensi yang terfokus pada karakteristik, sikap dan watak ilmiah . dimensi ini meliputi keingintahuan seseorang dan besarnya daya imajinasi seseorang, juga antusiasme yang tinggi untuk mengajukan pertanyaan dan memecahkan permasalahan. Sikap lain yang juga harus dimiliki seorang ilmuwan adalah sikap menghargai terhadap metode-metode dan nilai-nilai di dalam sains. Metode-metode sains yang dimaksud disini meliputi usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan menggunakan bukti-bukti, kemauan untuk mengakui pentingnya mengecek ulang data yang diperolah dan memahami bahwa pengetahuan ilmiah dan teori-teori berubah sepanjang waktu selama informasi-informasi yang lebih banyak dan lebih baik diperoleh.
Enam buah keterampilan proses dasar :
Keterampilan-keterampilan proses adalah bagian-bagian yang membentuk landasan-landasan metode ilmiah. Keenam keterampilan tersebut adalah :
  1. Pengamatan (observation)
  2. Pengominikasian (communication)
  3. Pengklasifikasian (classfication)
  4. Pengukuran (measurement)
  5. Penyimpulan (inference)
  6. Peramalan (prediction)
Keenam keterampilan diatas terintegrasi ketika seorang ilmuwan merancang dan mengadakan sebuah eksperimen. Enam keterampilan dasar diatas sangat penting dalam kedudukannya sebagai keterampilan mandiri sebagaimana pentingnya ketika berkedudukan sebagai keterampilan terintegrasi.
Pada tingkat atau kelas (grades) yang paling awal, siswa akan menghabiskan banyak waktunya untuk menggunakan keterampilan pengamatan dan pengkomunikasian. Pada tingkat diatasnya, siswa akan mulai menggunakan keterampilan untuk menarik simpulan dan peramalan. Pengklasifikasian dan pengukuran cenderung digunakan oleh siswa pada berbagai tingkatan. Hal ini dikarenakan terdapatnya berbagai cara untuk mengklasifikasi dan karena metode-metode dan system pengukuran harus juga dikenalkan pada anak secara gradual (berangsur-angsur) sepanjang waktu siswa berinteraksi dengan sains.

  1. Hubungan KPS dan pengalaman belajara
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikaskan hasilnya. Mukminan (2003:2) menyatakan bahwa pendekatan yang sekarang dikenal dengan keterampilan proses dan cara belajar siswa aktif (CBSA) masih belum banyak terwujud, serta pembelajaran kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.
Pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu siswa. Dimyati dan Mudjiono (2002:138) memuat ulasan pendekatan keterampilan proses yang diambil dari pendapat Funk (1985) sebagai berikut: (1) Pendekatan keterampilan proses dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan; (2) Pembelajaran melalui keterampilan proses akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan; (3) Keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Pendekatan Keterampilan Proses sains memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuwan (Dimyati dan Mudjino, 2002:139). Dari uraian di atas dapat diutarakan bahwa dengan penerapan pendekatan keterampilan proses menuntut adanya keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berfikir siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau pengetahuan.
Selanjutnya dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari secara obyektif dan rasional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan kegiatan intelektual yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk-produk sains. Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan. Sehingga dari semua kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Hakikat belajar sains tentu saja tidak cukup sekadar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah.



  1. Jenis – jenis ketrampilan proses sains dan karakteristiknya.
Keterampilan proses terdiri atas sejumlah ketrempilan yang satu sama lain, dan tidak dapat di pisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing – masing ketrampilan proses tersebut .
  1. Melakukan pengamatan (observasi)
Menggunakan indra penglihat , pembau, pendengar , pengecap dan peraba pada waktu mengamati ciri – ciri semut, capung, kupu – kupu yang termasuk serangga merupakan kegiatan yang sangat runtut dalam belajar IPA. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan termasuk proses mengamati.
  1. Menfsirkan pengamatan
Mencatat hasil pengamatan tentang fermentasi secara terpisah antara hasil utama dan hasi sampingan termasuk menfsirkan ateu interpretasi.
  1. Mengelompokkan pengamatan (Klasifikasi)
Penggolongan makhluk hidup di lakukan setelah setelah siswa mengenali ciri – cirinya.
  1. Meramalkan (prediksi)
Ketrampilan meramalkan atau prediksi mencakup ketrampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada.
  1. Berkomunikasi
Meliputi membaca grafik, tabel atau diagram dari hasil percobaan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernafasan termasuk berkomunikasi dalam pembelajaran IPA.
  1. Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab suatu terjadi. Dengan berhipotesis di ungkapkan cara melakukan pemecahan masalah
Mampu menentukan variabel atau perubah yang terlibat dalam